Ubisoft Akan Bangkrut – Siapa yang tak mengenal Ubisoft? Studio game asal Prancis ini telah menjadi ikon dalam industri dengan deretan franchise besar seperti Assassin’s Creed, Far Cry, dan Tom Clancy’s. Namun, di balik kesuksesan masa lalu, bayang-bayang kebangkrutan kini menghantui Ubisoft.
Prediksi Ubisoft akan bangkrut muncul setelah sederet peristiwa mengecewakan, mulai dari kegagalan penjualan hingga penundaan proyek besar, yang memicu kekhawatiran di kalangan gamer, investor, dan analis industri.
Alasan Diprediksi Ubisoft Akan Bangkrut
Game terbaru Ubisoft seperti Skull & Bones dan XDefiant mengalami penundaan berkali-kali, sementara Assassin’s Creed Mirage menuai kritik karena dianggap kurang membawa inovasi.
Padahal, modal yang dihabiskan untuk pengembangan game seperti Assassin’s Creed Shadows sangat besar. Sayangnya, hasilnya jauh dari ekspektasi, memunculkan keraguan terhadap manajemen dan visi perusahaan.
Ketergantungan Ubisoft pada franchise besar juga menjadi sorotan. Seri Far Cry, misalnya, terus dikritik karena repetisi konsep yang membuat pemain lama kehilangan minat.
Sementara itu, live service games seperti The Division dan Rainbow Six: Siege menunjukkan tren penurunan pemain aktif akibat kurangnya pembaruan signifikan.
Baca Juga: 12 Game PS5 Terbaik di 2024, Wajib Kamu Mainkan!
Tantangan Internal dan Eksternal
Tidak hanya strategi produk yang bermasalah, Ubisoft juga menghadapi isu internal serius. Lingkungan kerja yang tidak kondusif dan manajemen yang dinilai kurang efektif menjadi salah satu alasan mengapa pengembangan game melambat.
Di sisi lain, persaingan di industri game semakin ketat. Studio besar seperti Sony dan CD Projekt Red terus mencuri perhatian dengan kualitas narasi yang memukau.
Sementara pengembang indie menghadirkan game-game inovatif dengan anggaran lebih rendah namun penuh daya tarik, seperti Hades dan Hollow Knight.
Masa Depan yang Dipertaruhkan
Meski banyak pihak pesimis, beberapa pengamat percaya Ubisoft masih memiliki peluang untuk bangkit.
Langkah yang harus diambil mencakup diversifikasi portofolio, meningkatkan kualitas produk, dan memperbaiki hubungan dengan komunitas gamer.
Di saat yang sama, perusahaan perlu beradaptasi dengan tren pasar yang terus berkembang, terutama dalam menghadirkan pengalaman baru yang relevan bagi pemain modern.
Apakah Ubisoft mampu melewati badai ini dan kembali ke puncak, atau justru jatuh menjadi contoh kegagalan besar di industri game? Tahun 2025 akan menjadi momen penentu—titik balik menuju kebangkitan atau awal dari akhir.
Masa depan Ubisoft ada di tangan keputusan mereka hari ini. Bisakah mereka kembali menjadi legenda, atau hanya menjadi kenangan? Hanya waktu yang akan menjawab.